FAJAR.CO.ID, MAKASSAR — Partai buruh memang masih muda. Usianya baru menginjak dua tahun lebih. Tetapi arah perjuangannya jelas, bergerak bersama kaum proletar.
Itu ditegaskan langsung oleh Ketua Partai Buruh Exco Sulsel, Akhmad Rianto. Dia menegaskan, Partai Buruh bukanlah partai elit, yang bisa menyelesaikan berbagai persoalan dengan uang. Itu juga alasannya, arah perjuangannya lebih menyentuh kaum proletar.
Kalangan ini mencakup kaum buruh, masyarakat miskin kota, petani, nelayan, kaum disabilitas, perempuan dan banyak lagi.
Meski begitu, mereka tetap yakin bisa mendudukkan kadernya di parlemen, sebagai representasi perjuangan hak-hak masyarakat kelas bawah.
”Basis kami bukan cuma buruh. Segmen kami juga mencakup petani, miskin kota, kelompok disabilitas, perempuan, nelayan, semua kelas bawah. Tapi kami sudah lakukan bimtek, instrukainya langsung turun ke bawah, bersama masyarakat. Kami kan bukan kelas elit,” kata dia kepada FAJAR, Jumat, 10 November.
Lebih lanjut dia mengakui, kader-kader partai buruh belum punya pengalaman memimpin daerah atau memegang kendali peraturan melalui legislatif. Mereka semua masih belajar, dan bekerja berdasatkan semangat masyarakat kecil.
”Kami ini kan tidak punya pengalaman menjadi politisi. Kami hanya mendengar saran dan masukan masyarakat, bergotong royong, dan bergerak sesuai dengan kebutuhan masyarakat,” imbuhnya.
Partai buruh sebenarnya punya mimpi besar, membawa Indonesia menjadi negara sejahtera. Itulah yang coba mereka wujudkan melalui perjuangannya saat ini, dengan mengusung tekad berpolitik tanpa money politic.